Bahasa baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari
Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita, kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat.
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia.
Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan kesempatan. Misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapai ragam bahasa non baku dipakai pada situas santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian. Ragam bahasa non baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan. Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Penggunaan Kata-Kata Baku yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus. Contoh: Bahasa Baku dan Bahasa Tidak Baku.
Mempesona : Memesona
Memperbaiki : Memerbaiki
Memperkosa : Memerkosa
Memberikan : Memerikan
Mempunyai : Memunyai
Mempopulerkan : Memopulerkan
Mengkomunikasikan : Mengomunikasikan
Mempengaruhi : Memengaruhi
Mempedulikan : Memedulikan
Mensosialkan : Menyosialkan
Mempelihara : Memelihara
Mensentralisasi : Menyentralisasi
Mensetrika : Menyetrika
Referensi :
http://anaksastra.blogspot.com/2009/03/analisis-bahasa-baku-dan-non-baku-dalam.html
Pages
gejala bahasa
Gejala Bahasa atau Peristiwa Bahasa
Gejala bahasa atau peristiwa bahasa itu di antaranya ialah:
(1) Adaptasi, penyesuaian bentuk berdasarkan kaidah fonologis, kaidah ortografis, atau kaidah morfologis
Contoh :
(1) Adaptasi, penyesuaian bentuk berdasarkan kaidah fonologis, kaidah ortografis, atau kaidah morfologis
Contoh :
· vyaya menjadi biaya
· pajeg menjadi pajak
· voorloper menjadi pelopor
· fardhu menjadi perlu
· igreja menjadi gereja
· voorschot menjadi persekot
· coup d'etat menjadi kudeta
· postcard menjadi kartu pos
· certificate of deposit menjadi sertifikat deposito
· mass producIion menjadi produkmassa
(2) Analogi, pembentukan kata berdasarkan contoh yang telah ada.
Contoh :
Contoh :
· Berdasarkan kata 'dewa-dewi' dibentuk kata :
putra-putri, siswa-siswi, saudara-saudari, pramugara-pramugari
putra-putri, siswa-siswi, saudara-saudari, pramugara-pramugari
· Berdasarkan kata 'industrialisasi' dibentuk kata :
hutanisasi, Indonesianisasi
hutanisasi, Indonesianisasi
· Berdasarkan kata 'pramugari' dibentuk kata :
pramuniaga, pramuwisata, pramuria, pramusaji,pramusiwi
pramuniaga, pramuwisata, pramuria, pramusaji,pramusiwi
· Berdasarkan kata 'swadesi' dibentuk kata :
swadaya, swasembada, swakarya, swasta, swalayan
swadaya, swasembada, swakarya, swasta, swalayan
· Berdasarkan kata 'tuna netra' dibentuk kata :
tuna wicara, tuna rungu, tuna aksara, tuna wisma, tuna karya, tuna susila, tuna busana.
tuna wicara, tuna rungu, tuna aksara, tuna wisma, tuna karya, tuna susila, tuna busana.
(3) Anaptiksis (Suara Bakti), penyisipan vokal e pepet untuk melancarkan ucapan Disebut juga suara bakti.
Contoh:
Contoh:
· sloka menjadi seloka
· srigala menjadi serigala
· negri menjadi negeri
· ksatria menjadi kesatria
(4) Asimilasi, proses perubahan bentuk kata karena dua fonem berbeda disamakan atau dijadikan hampir sama.
Contoh:
Contoh:
· in-moral menjadi immoral
· in-perfect menjadi imperfek
· al-salam menjadi asalam
· ad-similatio menjadi asimilasi
· in-relevan menjadi irelevan
· ad-similatio menjadi asimilasi
(5) Disimilasi, kebalikan dari asimilasi, yaitu perubahan bentuk katam yang terjadi karena dua fonem yang sama dijadikan berbeda.
Contoh :
saj jana menjadi sarjana
sayur-sayur menjadi sayur-mayur
(6) Diftongisasi, perubahan bentuk kata yang terjadi karena monoftong diubah menjadi diftong.Jadi kebalikan monoftongisasi.
sayur-sayur menjadi sayur-mayur
(6) Diftongisasi, perubahan bentuk kata yang terjadi karena monoftong diubah menjadi diftong.Jadi kebalikan monoftongisasi.
Contoh :
· sentosa menjadi sentausa
· cuke menjadi cukai
· pande menjadi pandai
· gawe menjadi gawai
(7) Monoftongisasi, perubahan benluk kata yang terjadi karena perubahan diftong (vokal rangkap) menjadi monoftong (vokal tunggal)
Contoh :
· autonomi menjadi otonomi
· autobtografi menjadi otobiografi
· satai menjadi sate
· gulai rnenjadi gule
(8) Sandi (Persandian), perubahan bentuk kata yang terjadi karena peleburan dua buah vokal yang berdampingan, dengan akibat jutmlah suku kata berkurang satu.
Contoh :
· keratuan menjadi keraton
· kedatuan menjadi kedaton
· sajian menjadi sajen
· durian menjadi duren
Perhatikan jumlah suku kata!
ke - ra - tu - an ~> ke - ra - ton
1 2 3 4 1 2 3
du - ri- an ~> du - ren
1 2 3 1 2
(9) Hiperkorek,
pembetulan bentuk kata yang sebenarnya sudah betul, sehingga hasilnya justru salah.
ke - ra - tu - an ~> ke - ra - ton
1 2 3 4 1 2 3
du - ri- an ~> du - ren
1 2 3 1 2
(9) Hiperkorek,
pembetulan bentuk kata yang sebenarnya sudah betul, sehingga hasilnya justru salah.
Contoh :
· Sabtu menjadi Saptu
· jadwal menjadi jadual
· manajemen menjadi menejemen
· asas menjadi azas
· surga menjadi sorga
· Teladan menjadi tauladan
· izin menjadi ijin
· Jumat menjadi Jum'at
· kualifikasi menjadi kwalifikasi
· frekuensi menjadi frekwensi
· kuantitas menjadi kwantitas
· November menjadi Nopember
· kuitansi menjadi kwitansi
· mengubah menjadi merubah
· februari menjadi Pebruari
· persen menjadi prosen
· pelaris menjadi penglaris
· system menjadi sistim
· teknik menjadi tehnik
· apotek menjadi apotik
· telepon menjadi telfon
· ijazah menjadi ijasah
· atlet menjadi atlit
· nasihat menjadi nasehat
· biaya menjadi beaya
· perusak menjadi pengrusak
· zaman menjadi jaman
· koordinasi menjadi kordinasi
(10) Kontaminasi, disebut juga kerancuan, yaitu kekacauan dimana dua pengertian yang berbeda, atau perpaduan dua buah struktur yang seharusnya tidak dipadukan.
Contoh :
· berulang-ulang dan berkali-kali menjadi berulang-kali
· saudara-saudara dan saudara sekalian menjadi saudara-saudara sekalian
· musnah dan punah menjadi musnah
(11) Metatesis, pergeseran kedudukan fonem, atau perubahan bentuk kata karena dua fonem alau lebih dalam suatu kata bergeser tempatnya.
Contoh :
· rontal menjadi lontar
· anteng menjadi tenang
· usap menjadi sapu
· palsu menjadi sulap
· keluk menjadi lekuk
(12) Protesis,perubahan fonem di depan bentuk kata asal.
Contoh :
· lang menjadi elang
· mak menjadi emak
· mas menjadi emas
· undur menjadi mundur
· stri menjadi istri
· arta menjadi harta
· alangan menjadi halangan
· sa menjadi esa
· atus menjadi ratus
· eram menjadi peram
(13) Epentesis, perubahan bentuk kata yang terjadi karma penyisipan fonem ke dalam kata asal
Contoh :
· baya menjadi bahaya
· bhayamkara menjadi bhayangkara
· gopala menjadi gembala
· jur menjadi jemur
· bahasa menjadi bahasa.
(14) Paragog, perubahan bentuk kata karena penambahan fonem di bagian akhir kata asal.
Contoh :
· mama, bapa menjadi mamak dan bapak
· pen menjadi pena
· datu menjadi datuk
· hulu bala menjadi hulubalang
· boek menjadi buku
· abad menjadi abadi
· pati menjadi patih
· bank menjadi bangku
· gaja menjadi gajah
· conto menjadi contoh.
(15) Aferesis, penghilangan fonem di awal bentuk asal.
Contoh :
· adhyaksa menjadi jaksa
· empunya menjadi punya
· sampuh menjadi ampuh
· wujud menjadi ujud
· bapak menjadi pak
· ibu menjadi bu.
(16) Sinkop, penghilangan fonem di tengah atau di dalam kata asal.
Contoh :
· laghu menjadi lagu
· vidyadhari menjadi bidadari
· pelihara menjadi piara
· mangkin menjadi makin
· niyata menjadi nyata
· utpatti menjadi upeti.
(17) Apokop,
penghilangan fonem di akhir bentuk kata asal.
penghilangan fonem di akhir bentuk kata asal.
Contoh :
· sikut menjadi siku
· riang menjadi ria
· balik menjadi bali
· anugraha menjadi anugerah
· pelangit menjadi pelangi.
(18) Kontraksi, gejala pemendekan atau penyingkatan suatu frase menjadi kata baru.
Contoh :
· tidak ada menjadi tiada
· kamu sekalian menjadi kalian
· kelam harian menjadi kemarin
· bagai itu menjadi begitu
· bagai ini menjadi begini.
Akronim, seperti balita, siskamling, rudal, ampera, pada dasarnya termasuk gejala kontraksi.
Akronim, seperti balita, siskamling, rudal, ampera, pada dasarnya termasuk gejala kontraksi.
(19) Nasalisasi,
atau penyengauan, proses penambahan bunyi sengau atau fonem nasal, yaim /m/, /n/, /ng/, den /ny/.
atau penyengauan, proses penambahan bunyi sengau atau fonem nasal, yaim /m/, /n/, /ng/, den /ny/.
Contoh :
· me baca menjadi membaca
· pe duduk menjadi penduduk
· pe garis menjadi penggaris.
(20) Palatalisasi, penambahan fonem palatal /y/ pada suatu kata ketika kata ini dilafalkan.
Contoh :
pada kata ia, dia. pria, panitia, ksatria, bersedia, yang masing-masing dilafalkan /iya/, /priya/, /diya/. /panitiya/, dan /bersediya/. jadi palatalisasi muncul di antara vokal /i/ dan /a/ yang digunakan berdampingan.
(21) Labialisasi, penambahan fonem labial /w/ di antara vokal /u/ dan /a/ yang berdampingan pads sebuah kata.
Contoh :
pada kata uang, buang, ruang, juang, kualitas, dan lain-lain. Selain itu, labialisasi juga muncul di antara vokal /u/ dan/e/. atau /u/ dan /i/ seperti pada kata frekuensi dan kuitansi. Pada waktu kita lafalkan
kata-kata itu, terasa sekali, bahwa di antara vokal-vokat tersebut
timbul fonem labial /w/, misalnya uang kita lafalkan /uwang/,
kata-kata itu, terasa sekali, bahwa di antara vokal-vokat tersebut
timbul fonem labial /w/, misalnya uang kita lafalkan /uwang/,
(22) Onomatope,
proses pembentukan kata berdasarkan tiruan bunyi-bunyi.
proses pembentukan kata berdasarkan tiruan bunyi-bunyi.
Contoh :
· hura-hura dari hore-hore.
· aum (suara harimau)
· meong (suara kucing)
· embik (suara kambing)
· desis (suara ular)
· desah (suara napas)
· ketuk (bunyi pintu atau meja dipukul dengan jari atau palu)
(23) Haplologi, proses perubahan bentuk kata yang berupa penghilangan satu suku kata di tengah-tengah kata.
Contoh :
· samanantara menjadi sementara
· mahardhika menjadi merdeka
· budhidaya menjadi budaya
Berikut kata yang sering muncul di pergaulan masa kini:
1.JOMBLO :
terkadang status hubungan seseorang sering dipermasalahkan di lingkungan social. Bahkan terkadang seseorang merasa malu dengan statusnya yang single.
terkadang status hubungan seseorang sering dipermasalahkan di lingkungan social. Bahkan terkadang seseorang merasa malu dengan statusnya yang single.
Banyak sebutan bagi seseorang yang single / sendiri. Jomblo salah satunya, jomblo adalah sinonim dari kata single/ sendiri. Kata jomblo tren pada awal 2005-2006 dan saat itu sebagian anak muda meninggalkan kata single dan lebih banyak yang menggunakan kata jomblo.
Karena saat itu kata jomblo banyak yang menggunakan maka Saykoji membuat sebuah lagu yang berjudul jomblo.
2.LEBAY :
Lebay memiliki arti Berlebihan, baik berlebihan dalam berbuat maupun dalam berbicara. Lebay popular pada tahun 2006, saat itu didukung dengan keluarnya Hit Single T2 yang berjudul jangan Lebay.
2.LEBAY :
Lebay memiliki arti Berlebihan, baik berlebihan dalam berbuat maupun dalam berbicara. Lebay popular pada tahun 2006, saat itu didukung dengan keluarnya Hit Single T2 yang berjudul jangan Lebay.
3. ALAY :
Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
Alay adalah gejala bahasa yang mendapat rating paling besar pada gejala bahasa. Gejala Alay yang paling mudah diidentifikasi adalah sebagai berikut:
a. Kalo ngetik pesan/sms biasa dia kombinasiin huruf dengan angka.
Contoh nya:
1. Kamu sekarang lagi apa?? à tulisan Alay nya kM sKr9 9y ngapZ??
2. Love you.. à tulisan Alay nya lupHzz yOuU..
Sekedar mau saran buat ALAY, sms kalian malah susah dibaca tau..wkwkwkkwkwk
4. JAYUS :
Saya tadinya mengira kata ini merupakan singkatan, namun setelah saya telusuri, ternyata bukan. Arti sebenarnya adalah lawakan atau tingkah laku yang maunya melucu tapi tidak lucu.
Istilah Jayus populer di tahun 90an dan masih sesekali digunakan di masa kini. Dari cerita mulut ke mulut, konon ada seorang anak di daerah Kemang bernama Herman Setiabudhi yang kerap dipanggil Jayus oleh teman2nya. Jayus sendiri adalah nama ayah dari Herman (lengkapnya Jayus Kelana) yang seorang elukis di kawasan Blok M. Herman alias Jayus terkenal sebagai anak yang sering melawak tapi lawakannya kerap kali tidak lucu.
5. GARING :
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Awalnya kata-kata ini hanya digunakan di Jawa Barat saja. Namun karena banyaknya mahasiswa luar pulau yang kuliah di Jawa Barat (Bandung) lalu kembali ke kota kelahiran mereka, kata ini kemudian dipakai mereka dalam beberapa kesempatan. Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.
6. GANDENG :
Kata ini pun merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “berisik”. Sama seperti garing, kata ini dibawa dan dipakai oleh para mahasiswa luar Jawa Barat yang sempat kuliah di tanah Parahyangan itu, yang pada akhirnya membuat kata ini menjadi terkenal dan beberapa kesempatan dipakai.
7. BEGICHU / BEGICYU :
Biasanya kata ini disebutkan dengan penekanan di bagian belakang (yaitu memonyongkan bibir). Kata ini sendiri digunakan secara tidak sengaja oleh seorang anak kecil bernama Saipuddin, 3 tahun, asal Madura. Kata ini kemudian banyak dipopulerkan oleh artis. Salah satunya adalah Titi DJ.
8. MENEKETEHE :
Kata ini sebenarnya berasal dari kata “Mana Kutahu” dan diplesetkan oleh Tora Sudiro sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV. Istilah itu cukup populer dan saat ini cukup sering digunakan orang.
9. CING :
Saya mensinyalir kata ini sudah sering digunakan sejak tahun 1970an. Hal ini saya ketahui saat menonton film Si Pitung Banteng Betawi yang dibintangi oleh (alm) Dicky Zulkarnaen. Belakangan, di tahun 90an, kata ini mulai sering digunakan orang lagi, terutama setelah sering digunakan Debby Sahertian di sitkom Lenong Rumpi. Kata “cing” biasa digunakan sebagai sapaan untuk teman dekat. Misalnya, “Mau ke mana, Cing?”
10. EMBER :
Kata ini merupakan plesetan dari kata “Memang Begitu”. Pertama kali dipopulerkan oleh Titi DJ yang secara tidak sengaja menyebut kata ini saat menjawab pertanyaan orang. Sejak itu, kata ini sering digunakan di berbagai kesempatan.
11. YIUK….!! :
Kata yang merupakan bentuk ajakan ini dipopulerkan oleh Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan (anggota grup GSP). Kata ini sempat populer di awal tahun 90an dan sering digunakan oleh Lenong Rumpi. Di awal tahun 2000an, kata ini kembali populer sejak digunakan oleh Indra Birowo dan Tora Sudiro di acara Exravaganza. Karena sering digunakan saat mereka berperan sebagai bencong, maka kata ini identik dengan panggilan kaum waria / bencong.
12. BONYOK :
Kata ini merupakan singkatan dari Bokap-Nyokap (orang tua). Tidak jelas siapa yang mempopulerkan kata ini, tapi kata ini mulai sering digunakan diperiode awal 2000an, ketika bahasa sms mulai populer di kalangan remaja.
Bokap (Ayah) dan Nyokap (Ibu) sendiri merupakan istilah yang telah populer sejak tahun 80an dan masih digunakan hingga hari ini.
13. BISPAK :
Merupakan singkatan dari kata “Bisa Pakai”. Kata ini mulai populer di pertengahan 90an, dan biasanya digunakan sebagai kode rahasia untuk menyebutkan wanita / pria yang bisa “dipakai” (baca : ditiduri), tapi mereka sendiri tidak mau disebut PSK (Pekerja Seks Komersial), karena seringkali mereka melakukan hal itu “just for fun”.Tidak jelas siapa yang mempopulerkan kata ini tapi dari penelusuran saya, kata ini sudah akrab dan sering digunakan oleh para Eksmud (Eksekutif Muda) Jakarta sekitar tahun 96an.
14. AKIKA :
Merupakan sandi untuk mengatakan “Saya”. Kata ini pertama kali dipopulerkan oleh kaum waria di tahun 90an, yang dibakukan oleh Debby Sahertian dalam buku Kamus Gaul yang dibuatnya.
15. SUTRALAH :
Merupakan pemanjangan dan plesetan dari kata “Sudahlah”. Kata ini juga dipopulerkan oleh kaum waria dan mulai populer di tahun 90an akhir.
16. SEMOK :
Berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Montok”. Kata ini belakangan sering digunakan orang untuk menggambarkan wanita yang cantik dan seksi.
17. LOL :
Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.
18. CENGLI :
Merupakan kata dari bahasa Hokkian yang berarti “Bertindak Adil”. Kata ini memang lazim digunakan oleh masyarakat perantauan Tionghua dari suku Hokkia. Karena sering digunakan dalam percakapan bisnis, maka lama-kelamaan menjadi kata umum yang digunakan dalam kegiatan sehari2.
19. WIL dan PIL :
Merupakan singkatan dari Wanita Idaman Lain dan Pria Idaman Lain. Tidak jelas siapa yang mempopulerkan istilah ini, namun saya menemukan kata-kata ini sering digunakan dalam penulisan di majalah2 di era awal 2000an. Kedua kata itu biasa digunakan untuk menjelaskan wanita atau pria simpanan / selingkuhan.
20. AJIB :
Artinya Enak, Asyik, atau Klabing. Kata ini mulai populer di tahun 90an tatkala musik trance dan narkoba jenis shabu2 baru mulai populer. Kata ini biasanya digunakan oleh para penikmat kedua hal itu. Istilah ini diambil dari suara hentakan tempo musik trance yang kalo didengar dengar teliti memang terdengar seperti “Ajib, ajib…. ajib, ajib….”.
21. ANJELO :
Merupakan singkatan dari Antar Jemput Lonte. Dari informasi yang saya peroleh, kata ini pertama kali digunakan sekitar tahun 2000an di daerah sekitar Bogor untuk menyebut Tukang Ojek yang menjadi langganan para penjaja cinta di sana.
22. JABLAY :
Kata ini dipopulerkan oleh Titi Kamal saat menyanyikan lagu berjudul sama dalam film Mendadak Dangdut (2006).Merupakan singkatan Jarang Dibelai yang mengandung arti lebih jauh sebagai ungkapan hati seorang wanita yang jarang mendapatkan belaian kasih sayang kekasihnya.
23. GETHO LOH..:
Kata ini berarti “Demikian / Begitu”, yang merupakan penekanan dari sebuah penjelasan yang disampaikan oleh sang pembicara. Kata ini cukup terkenal di tahun 2007, karena sering digunakan oleh para penyiar radio (terutama radio anak muda) setiap kali selesai menjelaskan sesuatu. Kata ini makin populer manakala sering digunakan dalam berbagai percakapan yang bernada jenaka (sekaligus norak) di berbagai acara televisi.
24. BELAH DUREN :
Berasal dari istilah yang digunakan dalam lagu dangdut berjudul sama yang dinyanyikan oleh Julia Perez, kata “Belah Duren” merupakan istilah yang ditujukan buat para pengantin muda yang menikmati malam pertama. Belakangan kata ini mengandung makna ajakan untuk melakukan ML (Making love).
25. SECARA :
Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”. Namun kata ini menjadi populer di tahun 2006an di kalangan siswa-siswi SMU yang menggunakan kata ini sebagai kata ganti “Karena / Soalnya”. Sesekali pula digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya :
a. Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.
b. Ya… gimana dong? Secara gue ini kan gaul…
26. SEGEDE GAMBRENG :
Kata “gambreng” berasal dari suitan anak-anak (hompimpah alaihum gambreng), yang menunjukkan siapa yang menang dalam suitan tersebut. Belakangan, sekitar tahun 2007an, kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang besar sekali (dan sulit diungkapkan dengan kata-kata).
27. SEGEDE GOBLOK :
Mirip dengan ungkapan “Segede Gambreng”, kata “Segede Goblok” menunjukkan sesuatu yang besarnya luar biasa dan – sakin besarnya – jadi ga masuk akal. Gak jelas siapa yg mempopulerkan kata ini, tapi diduga kata ini pernah diucapkan oleh beberapa MC di televisi (entah Indra Bekti, Iva Gunawan, atau Ruben Onsu)
28. JUTEK :
Berasal dari kata yang sering digunakan oleh para PSK di awal tahun 2000an untuk menggambarkan pria yang sombong dan jarang tersenyum. Kata ini akhirnya menjadi kata umum yang digunakan untuk melukiskan orang yang menyebalkan, judes, galak, emosian, dan sombong.
29. BT / BETE :
Merupakan singkatan dari Boring Total. Tadinya orang menduga kata ini dipopulerkan oleh Dwiq saat merilis lagu “Bete” sekitar tahun 2008. Padahal kata ini sudah lama digunakan oleh para mahasiswa yang bosan dengan program perkuliahan mereka. Kata ini mulai populer dan digunakan di awal tahun 2000an.
30. KAMSUD :
Merupakan pembalikan konsonan kata “Maksud”. Kata ini mulai populer, terutama di kalangan para cewek di ruang chatting dunia maya.
31. KATROK :
Orang kampung / orang desa. Kata ini dipopulerkan oleh Tukul Arwana saat membawakan acara Empat Mata sekitar tahun 2007an (kini berubah menjadi acara Bukan Empat Mata). Kata ini kemudian menjadi bahasa umum untuk menggambarkan orang yang kampungan / norak banget.
32. PRIKITIU :
Adalah celutukan yang ditujukan pada pasangan yang tertangkap basah melakukan perselingkuhan. Adalah Sule, seorang komedian lokal, yang melontarkan celutukan nakal yang kini menjadi bahasa pergaulan itu.
33. CUMI :
Merupakan singkatan yang mengandung banyak arti (tergantung CUMI yang dipakai adalah singkatan dari apa). Awalnya kata ini dipopulerkan oleh sebuah produk kartu telpon seluler di tahun 2008an, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa gaul anak-anak remaja untuk menjelaskan kondisinya saat ini, seperti CUma MIkir, CUma MIScal, CUma MIrip, CUma MInjam, CUkup MIris, dan lain-lain.
34. KRIK :
Adalah suara jankrik. Istilah ini biasaya digunakan dalam pembicaraan di dunia maya, untuk menggambarkan kondisi yang sangat garing / tidak lucu. Kata ini berasal dari adegan film-film kartun yang sering menampilkan suasana hening – dengan latar belakang suara jengkrik – mana kala seseorang bercanda namun tidak lucu. Pemakaiannya cukup sederhana, yaitu saat menanggapi komentar / ucapan seseorang, penulis tinggal menulis kata “Krik” berulang-ulang, menandakan bahwa penulis menganggap ucapan orang itu gak lucu banget.
35. GAYUS :
Merupakan sebutan sindiran untuk orang yang gila uang dan berusaha mendapatkan uang dengan berbagai cara yang tidak halal. Ungkapan ini populer di awal tahun 2010 setelah seorang pejabat pajak negara bernama Gayus diciduk polisi lantaran ketahuan menilap uang negara sebesar Rp 67 milyar.
36. MOGE :
Awalnya kata ini merupakan singkatan dari Motor Gede dan dipopulerkan oleh kelompok penyuka motor gede tahun 2008 silam. Namun belakangan, kata itu diplesetkan banyak orang menjadi Motor Gelo yang ditujukan pada orang-orag norak yang suka bikin rusuh, mau menang sendiri, dan bikin muak banyak orang.
37. NIYEE… :
merupakan ungkapan yang dipopuerkan oleh pelawak (alm) Diran di tahn 1985an, yang kemudian sering digunakan oleh para artis seperti Euis Darliah dan Jaja Miharja. Kata ini sempat populer kembali sekitar medio 1990-1999. Saat ini masih dipakai, walau tidak seintens dulu.
38. BONEK :
Singkatan dari kata Bondo Nekat yang berarti orang nekat yang gak bermodal apapun selain kemauan. Kata ini dipopulerkan oleh suporter Tim Sepakbola Persebaya – Surabaya di tahun 90an dan menjadi sebutan “kebanggaan” mereka. Saat ini, kata ini juga digunakan untuk orang-orang nekat yang gak kenal rasa takut.Bonek dipake juga buat nyebut teman2 kita yang suka nekad
39. ADD/ETT: biasanya ditulis dengan sedikit huruf alay ( adede , eitdh ) : menambahkan orang ke dalam daftar pertemanan kita
40. SOKAP
Istilah ini saya temukan atau saya dapatkan dari beberapa orang gaul.hehehe. ternyata setelah dicari tau arti dan maksudnya itu adalah Siapa. Aduh memang zaman ini sudah banyak orang yang tidak cinta pada bahasa Indonesia banyak sekali yang tidak menghargai nilai dari bahasa Indonesia.
50. WOLES
Ada lagi nih kata yang sering digunakan oleh anak gaul, WOLES coba kalian baca secara terbalik maka akan dibaca SELOW. Hahaha , kelihatan lagi gimana gilanya zaman ini. Kata selow sendiri berarti santai. Dasar anak gaul yang lupa akan bahasa Indonesia, cobalah untuk cinta Bahasa Kalian sendiri.
Sekian Kata-kata yang bisa saya temukan, untuk Update nya akan saya tulis lagi dilain waktu.
Langganan:
Postingan (Atom)